Di indonesia banyak kreatifitas yang masih belum terungkap keberadaanya. Banyak daerah-daerah yang berpotensi untuk menghasilkan, namun dengan keterbatasan keadaan, menjadikan sebuah hambatan untuk suatu daerah untuk maju.
apakah kalian termasuk orang yang kreatif?
Jumat, 07 Mei 2010
paper quilling
Banyak cara untuk bisa menghasilkan uang. Salah satunya dengan paper quilling. Mungkin banyak yang sudah tahu apa itu paper quilling, tp tak sedikit juga yang belum tahu. Saya kenal dengan paper quilling ini dari teman kampus saya, jurusan seni rupa,. Saya diajari membuat kreasi yang lucu dari selembar kertas. Dari situlah saya berfikir untuk membuat sesuatu yang punya daya jual. Saya membuat Figura dari karton daur ulang dengan hiasan bunga-bunga dari paper quilling.
Ternyata, dari sesuatu yang hanya coba-coba, saya bisa dapetin penghasilan sendiri,meskipun hanya bisa untuk beli makan, dan beli baju. Tapi kan lumayan.
Paper quilling itu terlihat sulit untuk membuatnya. bukan sulitnya, tapi njimet nya itu lho. kalau mau buat ya memang harus sabar. Tapi kalu sudah selesai, pasti kita jadi bangga dan senang.Inti dari paper quilling adalah kertas yang digulung.
Bagi para pemula tidak usah khawatir, cara buatnya gampang banget ko.ok.
selamat mencoba y.
Jepara kota Ukir
Banyak warga asing yang tertarik dengan ukiran Jepara, ataupun meubel jepara. Ukiran jepara : orang jepara sendiri menyebut ukiran itu adalah relif, biasanya relif adalah murni seni pahat yang dihasilkan dan dijual dalam bentuk hiasan dinding, dan meubel adalah seperti barang-barang pelengkap rumah, seperti: almari, meja makan,meja ruang tamu, kursi, rak buku,lampu duduk dsb.
Para warga asing biasanya membangun sebuah perusahaan di jepara. Mereka memperkerjakan warga asli Jepara untuk memenuhi produksi mereka. Bisnis ini sudah berjalan cukup lama di jepara, namun sayangnya, pengusaha-pengusaha asing tersebut hanya memperkerjakan pekerja mereka dengan kontrak. Mereka melakukan ini agar pekerja mereka tidak menuntut kenaikan upah tiap tahunnya.
Yaaaah... ironis sekali memang. Banyak warga jepara yang mensiasati ini dengan hanya sekedar membuka bisnis pribadi rumahan , ada juga yang sering berpindah-pindah, dari perusahaan satu ke perusaan lain. Bapak saya juga salah satu pengrajin ukiran, beliau mendirikan bisnis ini dirumah dengan 7 orang pekerja, namun bisa dibayangkan seberapa penghasilanya tiap bulan. Jika ada yang beli atau pesan relif, ya, pasti bisa dapat uang, tapi jika sepi pengunjung dan pembeli, itu sudah resiko.
Saya sendiri senang banyak warga asing yang peduli dengan seni ukir dari jepara. Namun apakah warga Jepara sendiri tidak bisa menjadi BOS di kota sendiri?
Para warga asing biasanya membangun sebuah perusahaan di jepara. Mereka memperkerjakan warga asli Jepara untuk memenuhi produksi mereka. Bisnis ini sudah berjalan cukup lama di jepara, namun sayangnya, pengusaha-pengusaha asing tersebut hanya memperkerjakan pekerja mereka dengan kontrak. Mereka melakukan ini agar pekerja mereka tidak menuntut kenaikan upah tiap tahunnya.
Yaaaah... ironis sekali memang. Banyak warga jepara yang mensiasati ini dengan hanya sekedar membuka bisnis pribadi rumahan , ada juga yang sering berpindah-pindah, dari perusahaan satu ke perusaan lain. Bapak saya juga salah satu pengrajin ukiran, beliau mendirikan bisnis ini dirumah dengan 7 orang pekerja, namun bisa dibayangkan seberapa penghasilanya tiap bulan. Jika ada yang beli atau pesan relif, ya, pasti bisa dapat uang, tapi jika sepi pengunjung dan pembeli, itu sudah resiko.
Saya sendiri senang banyak warga asing yang peduli dengan seni ukir dari jepara. Namun apakah warga Jepara sendiri tidak bisa menjadi BOS di kota sendiri?
Langganan:
Postingan (Atom)