Banyak warga asing yang tertarik dengan ukiran Jepara, ataupun meubel jepara. Ukiran jepara : orang jepara sendiri menyebut ukiran itu adalah relif, biasanya relif adalah murni seni pahat yang dihasilkan dan dijual dalam bentuk hiasan dinding, dan meubel adalah seperti barang-barang pelengkap rumah, seperti: almari, meja makan,meja ruang tamu, kursi, rak buku,lampu duduk dsb.
Para warga asing biasanya membangun sebuah perusahaan di jepara. Mereka memperkerjakan warga asli Jepara untuk memenuhi produksi mereka. Bisnis ini sudah berjalan cukup lama di jepara, namun sayangnya, pengusaha-pengusaha asing tersebut hanya memperkerjakan pekerja mereka dengan kontrak. Mereka melakukan ini agar pekerja mereka tidak menuntut kenaikan upah tiap tahunnya.
Yaaaah... ironis sekali memang. Banyak warga jepara yang mensiasati ini dengan hanya sekedar membuka bisnis pribadi rumahan , ada juga yang sering berpindah-pindah, dari perusahaan satu ke perusaan lain. Bapak saya juga salah satu pengrajin ukiran, beliau mendirikan bisnis ini dirumah dengan 7 orang pekerja, namun bisa dibayangkan seberapa penghasilanya tiap bulan. Jika ada yang beli atau pesan relif, ya, pasti bisa dapat uang, tapi jika sepi pengunjung dan pembeli, itu sudah resiko.
Saya sendiri senang banyak warga asing yang peduli dengan seni ukir dari jepara. Namun apakah warga Jepara sendiri tidak bisa menjadi BOS di kota sendiri?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar